Minggu, 03 Juni 2012

Silsilah Syattariyah


SILSILAH THAREQAT ASY-SYATTARIYAH SYAHID 

Baginda Nabi Muhammad Saw
Al-Imam Ali bin Abi Thalib
Sayyidatina Fatimah Zahro binti Muhammad
Al-Imam Hasan bin Abi Thalib
Al-Imam Husein bin Abi Thalib
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad Al-Baqir
Sayyid Ja'far Shodiq
Syekh Maulana Muhammad Al-Magridi
Syekh Maulana Al-Akrobi Yazidal Asaq
Syekh Syaidina Abi Al-Mujapar Maulana Torikot Tausi
Syekh Kutub Ibnu Hasan Harroni
Syekh Syaidina Hadholi Allama Uro Ummahri
Syekh Syaidina Muhammad Asaq
Syekh Syaidina Muhammad Arif
Syekh Syaidina Muhammad Abdillah Sattari
Syekh Syaidina Al-Imamu Kodi As-Sattari
Syekh Syaidina Hidayatullah As-Samarsta
Syekh Syaidina Kutubul Mukorobin Haji Hadurotuba Sirrohu
Syekh Al-Gausal Zama Makali Jawamua Syaidina Muhammad Al-Gausi
Syekh Kutubul Ulama Syaidina Wajidi Al-Alawi
Syekh Sulton Arifin Syaidina Sabgatullah
Syekh Basalasi Abi Al-Muhibi Abdillah bin Ahmad Sanawi Tobballah Sirrohu
Syekh Kutubul Dalrah Musa Hadatil Rabbani Alk Mubrodi Piawannah Sirrohu
Syekh Ahmad Ibni Muhammad Almadani Ansori Syahid
Syekh Bilqosasih
Syekh Abdul Rauf Singkil
Syekh Burhannudin Ulakan
Syekh Angku Pondok
Syekh Ampalu Panjang
Syekh Angku Razak
Syekh Angku Kiambang
Syekh Angku Salleh
Syekh Abdul Hamid Jama'a
Syekh Jamal Rifa'i Quddus

Khalifah Syattariyah Syahid Dibawah Naungan Guru Besar :
Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid
  1.  Mhd.Abdul Jalal
  2. Mhd.Sorbani
  3. Mhd.Ilham
  4. Mhd.Syarifuddin Al-Abid
  5. Mhd.Surya Indra Buana Al-Hadi
  6. Mhd.Zulkifli Al-Hamid
  7. Mhd.Badrun Al-Zuhud 
  8. -----------------
  9. ----------------
  10. ----------------
Pentingnya Mempelajari Ilmu Hati (Ilmu Tarekat)

Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:
...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Dan bila ia rusak maka binasalah sekalian badan, itulah yang dikatakan hati”.
Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:
فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ
“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)

Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin terdapat 6666 ayat Al-Qur’an dan 6666 urat di dalam tubuh manusia, demikian halnya dengan hati manusia, ada 6666 penyakit di dalam hati manusia. Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:
فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا
“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
            Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)
            Dari penjelasan surah Al-A’la di ayat 14 dan 15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada manusia:
1. Kewajiban Mensucikan Hati
            Di dalam surah Al-A’la ayat 14 Allah menyatakan bahwa orang-orang yang telah mensucikan hatinya sesungguhnya telah memperoleh keberuntungan. Lalu dibenak kita timbul beberapa pertanyaan:
-          Apa yang dimaksud dengan hati yang bersih?
-          Bagaimana cara membersihkan hati?
-          Mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung?
-          Apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya?
Pertama, apa yang dimaksud dengan hati yang bersih? Menurut Syekh Muda ahmad Arifin yang dimaksud dengan hati yang bersih yaitu tidak ada di dalam hati itu selain Allah. Artinya seseorang yang disebut hatinya bersih adalah orang yang senantiasa selalu mengingat Allah. Itulah sebabnya para sufi berkata:
قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ اللهُ
“Hati orang mukmin itu adalah rumah Allah”.
            Kedua, bagaimana cara membersihkan hati? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin satu-satunya cara membersihkan hati yaitu dengan mempelajari ilmu hati. Ilmu hati ini lazim disebut dengan beberapa nama di antaranya: ilmu batin, ilmu hakikat, ilmu tarekat. Menurutnya tujuan mempelajari ilmu hati adalah untuk mengenal Allah, sebab hati merupakan sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk dapat menyaksikan-Nya sebagaimana firman Allah:
مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”. (Q.S. An-Najm: 11)
            Jadi hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Apabila kita telah dapat mengenal Allah, barulah kita dapat mengingat-Nya. Dan mengingat Allah merupakan satu-satunya cara untuk membersihkan hati sebagaimana Hadis Nabi:
لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.
            Ketiga, mengapa orang yang mensucikan hatinya disebut orang yang beruntung? Menurut Syekh Ahmad Arifin penyebab Allah menyebut orang-orang yang telah mensucikan hatinya sebagai orang-orang yang beruntung adalah disebabkan karena sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah. Menurut al-Ghazali hati manusia berfungsi sebagai cermin yang hanya bisa menangkap cahaya ghaib (Allah) apabila tida tertutup oleh kotoran-kotoran keduniaan. Sesungguhnya hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang disebut sebagai orang-orang yang beruntung.
            Keempat, apa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya? Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin keuntungan yang diperoleh oleh orang yang telah mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Tuhannya. Itulah sebabnya Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)
            Itulah sebabnya pada ayat di atas Allah memuji orang-orang yang telah mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang telah mensucikan hatinya yang dapat mengenal Allah. Adapun orang-orang yang mengotorinya adalah orang-orang yang merugi, karena sesungguhnya orang-orang yang hatinya kotor tidak akan pernah dapat mengenal Tuhannya.
2. Kewajiban Mengingat Allah
            Kewajiban yang kedua adalah mengingat Allah, sebab mustahil kita dapat mengingat Allah kalau kita belum mengenal-Nya dan mustahil kita dapat mengenal-Nya kalau kita belum pernah berjumpa. Dan mustahil kita dapat berjumpa dengan Allah tanpa terlebih dahulu menyertakan diri dan belajar kepada orang yang telah dapat beserta Allah. Itulah sebabnya Nabi memerinthakan kepada kita agar menyertakan diri kepada orang yang telah serta Allah sebagaimana sabda Nabi:
كُنْ مَعَ اللهُ وَاِنْ لَمْ تَكُنْ مَعَ اللهِ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَإِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلَى اللهِ
“Sertakanlah kepada Allah, apabila kamu tidak dapat beserta Allah maka sertakanlah dirimu kepada orang yang telah serta Allah, maka ia akan mengenalkan kamu kepada Allah”.
            Berdasarkan Hadis di atas, maka kewajiban pertama bagi manusia adalah mencari guru (wasilah) agar ia dapat memperoleh pengenalan kepada Tuhannya. Setelah manusia itu dapat mengenal Allah maka kewajiban kedua baginya adalah mengingat Tuhan-Nya.
3. Kewajiban Mengerjakan Shalat
            Shalat merupakan tiang agama yang dilaksanakan apabila kita telah melaksanakan kewajiban pertama dan kedua, sebab tujuan shalat adalah untuk mengingat-Nya sebagaimana firman Allah:
اِنَّنِى أَنَااللهُ لاَإِلَهَ اِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوةَ لَذِكْرِى
“Sesungguhnya Aku inilah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Q.S. 20 Thaha: 14)
            Firman Allah di atas senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14 dan 15 yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mengetahui secara jelas persamaan makna yang terdapat pada kedua ayat tersebut penulis akan menguraikan kalimat perkalimat pada surat Thaha ayat 14 serta membandingkannya dengan surat Al-A’la ayat 14.
            Pertama, pada bagian awal surat Thaha ayat 14 Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Bila kita menganalisis firman Allah tersebut maka dapatlah kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah itu ingin dikenal. Firman Allah pada surat Thaha tersebut senada dengan firman Allah pada surat Al-A’la ayat 14: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Makna beruntung pada ayat ini adalah bahwa keuntungan yang diperoleh oleh orang-orang yang mensucikan hatinya adalah dapat mengenal Allah. Bahkan bila kita analisis lebih jauh selain memiliki persamaan makna, kedua ayat tersebut juga memiliki kaitan di mana ayat yang satu berfungsi sebagai penjelas bagi yang lain. Pada surah Thaha Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku ini Allah”. Ayat tersebut mengintruksikan kepada manusia kewajiban untuk mengenal Allah. Pada surah al-A’la ayat 14 Allah berfirman: “Beruntunglah orang-orang yang mensucikan hatinya”. Pada ayat ini Allah memuji orang-orang yang mensucikan hatinya, sebab hanya orang-orang yang mensucikan hatinyalah yang dapat mengenal Allah dan merekalah yang dinyatakan Allah sebagai orang-orang yang beruntung. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa firman Allah pada surat Thaha ayat 14 keduanya mengindikasikan bahwa kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu mensucikan hatinya agar ia dapat mengenal Tuhannya.
            Kedua, pada bagian tengah surat Thaha Allah berfirman: “Tiada Tuhan selain Aku”. Bila kita analisis firman Allah di atas, maka dapat kita ketahui bahwa maksud yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengingat-Nya, sebab kalimat  “Tiada Tuhan selain Allah”, bermakna tidak ada yang boleh diingat selain Allah. Firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Dan mengingat Tuhannya”. Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang kedua bagi manusia adalah mengingat Tuhannya.
            Ketiga, pada bagian akhir surat Thaha Allah berfirman: “Sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. Bila kita analisis pada ayat di atas bahwa printah sembah datang setelah terlebih dahulu Allah memerintahkan untuk mengenal dan mengingatnya. Perintah sembah tersebut diwujudkan dengan mendirikan shalat yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya. Firman Allah tersebut senada dengan firman Allah pada surat al-A’la ayat 15: “Maka dirikanlah shlalat”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedua ayat tersebut sama-sama mengindikasikan bahwa shalat merupakan kewajiban ketiga.
            Dari penjelasan di atas dapatlah kita ketahui mengapa para sufi menaruh perhatian besar terhadap hati (qalb) dan menempatkan shalat sebagai kewajiban ketiga. Karena sesungguhnya perintah shalat itu diterima setelah terlebih dahulu Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad sebelum ia menghadap Allah. Sebab Allah itu tidak dapat dilihat oleh mata kepala Nabi Muhammad tetapi hanya dapat dilihat oleh mata hati Nabi Muhammad. Oleh sebab itu sebelum Nabi Muhammad berjumpa dengan Allah, terlebih dahulu Jibril mensucikan hatinya, agar nur yang ada di dalam mata hatinya itu dapat memancar, sebab dengan nur itulah Nabi Muhammad dapat menyaksikan Allah. Itulah sebabnya di dalam surah al-Isra’ ayat 1 Allah menggunakan kalimat Maha Suci, sebab Allah itu Maha Suci dan hanya dapat dilihat oleh hamba-hamba-Nya apabila mereka telah mensucikan hati mereka.
            Adapun makna Jibril mensucikan hati Nabi Muhammad menurut Syekh Muda Ahmad Arifin pada hakikatnya adalah sesungguhnya Malaikat Jibril menyampaikan pengenalan kepada Allah dalam istilah ilmu tarekat lazim disebut dengan bai’at. Praktik bai’at yang diterima oleh Nabi dari gurunya Malaikat Jibril diteruskan kepada Ali ibn Abi Thalib dan praktik seperti ini terus berlanjut dari guru ke murid dalam rangkaian silsilah hingga saat ini. Praktik bai’at yang diterapkan di kalangan ahli tarekat sesungguhnya mengacu pada pola yang dilaksanakan oleh Nabi. Jadi berdasarkan tradisi bai’at inilah muncul istilah bahwa “Barangsiapa yang tidak mempunyai syekh maka gurunya adalah setan” sebab Nabi sendiri tidak dapat mengenal Allah tanpa berguru kepada Malaikat Jibril, apalagi kita sebagai manusia biasa yang hina dan dhaif yang tidak mempunyai kedudukan apa-apa di sisi Allah maka mustahil dapat mengenal Allah tanpa guru. Oleh sebab itu Nabi bersabda:
اَلْعِلْمُ عِلْمَانِ فَعِلْمُ بَطِنِ فِى قَلْبِى فَذَالِكَ هُوَ نَفِعِى
“ilmu itu ada dua macam, adapun ilmu batin yang di dalam hati itu jauh lebih bermanfaat”.
            Dari penjelasan Hadis di atas dapatlah kita ketahui bahwa tidak hanya para sufi yang menaruh perhatian besar terhadap hati, bahkan Nabi sendiri lewat Hadisnya secara tegas menyatakan keutamaan ilmu hatilah manusia dapat mengenal Allah.
            Menurut Syekh Ahmad Arifin kekeliruan umat Islam saat ini adalah tidak mau mempelajari ilmu hati dan lebih mengutamakan ilmu syari’at. Oleh sebab itu menurutnya mayoritas umat Islam saat ini tidak mengenal yang mereka sembah dan sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata sebagaimana firman Allah:
فَوَيْلٌ لِلْقَسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِنْ ذِكْرِاللهِ أُلَئِكَ فِى ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
“Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. 39 az-Zumar: 22)
            Demikianlah celaan Allah terhadap orang-orang yang tidak dapat mengingat-Nya, yang kesemuanya itu disebabkan karena mereka tidak mempelajari soal hati. Namun kebanyakan umat Islam saat ini tidak tahu kalau mereka itu tidak tahu. Mereka menganggap bahwa amal ibadah mereka dapat diterima oleh Allah SWT, karena merasa bahwa tauhid mereka telah sempurna, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya orang-orang yang bertauhid si sisi Allah adalah orang-orang yang telah mempelajari ilmu hati. Sebab hanya dengan mempelajari ilmu hatilah kita baru dapat mengenal Allah. Jadi sesungguhnya orang-orang yang tidak mempelajari ilmu hati adalah orang-orang yang bertauhid di sisi manusia tetapi sesungguhnya kafir di sisi Allah, sebab tauhid mereka hanya di lidah, namun hatinya tidak pernah menyaksikan Allah. Mereka menganggap bahwa dengan mengucap dua kalimah syahadat dan percaya dalam hati berarti telah Islam dan beriman di sisi Allah. Padahal keislaman dan keimanan mereka itu barulah sebatas percaya kepada Allah. Oleh sebab itu orang-orang yang mengabaikan atau tidak mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat) sesungguhnya adalah orang-orang yang mengabaikan tauhid.
            Dari uraian di atas dapatlah kita ketahui betapa pentingnya mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat). Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu tauhid yang sesungguhnya adalah dengan mempelajari ilmu hati (ilmu tarekat)

Kamis, 31 Mei 2012

Nur Hidayah Asy Syattary

SILSILAH THAREQAT ASY-SYATTARIYAH SYAHID 

Baginda Nabi Muhammad Saw
Al-Imam Ali bin Abi Thalib
Sayyidatina Fatimah Zahro binti Muhammad
Al-Imam Hasan bin Abi Thalib
Al-Imam Husein bin Abi Thalib
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad Al-Baqir
Sayyid Ja'far Shodiq
Syekh Maulana Muhammad Al-Magridi
Syekh Maulana Al-Akrobi Yazidal Asaq
Syekh Syaidina Abi Al-Mujapar Maulana Torikot Tausi
Syekh Kutub Ibnu Hasan Harroni
Syekh Syaidina Hadholi Allama Uro Ummahri
Syekh Syaidina Muhammad Asaq
Syekh Syaidina Muhammad Arif
Syekh Syaidina Muhammad Abdillah Sattari
Syekh Syaidina Al-Imamu Kodi As-Sattari
Syekh Syaidina Hidayatullah As-Samarsta
Syekh Syaidina Kutubul Mukorobin Haji Hadurotuba Sirrohu
Syekh Al-Gausal Zama Makali Jawamua Syaidina Muhammad Al-Gausi
Syekh Kutubul Ulama Syaidina Wajidi Al-Alawi
Syekh Sulton Arifin Syaidina Sabgatullah
Syekh Basalasi Abi Al-Muhibi Abdillah bin Ahmad Sanawi Tobballah Sirrohu
Syekh Kutubul Dalrah Musa Hadatil Rabbani Alk Mubrodi Piawannah Sirrohu
Syekh Ahmad Ibni Muhammad Almadani Ansori Syahid
Syekh Bilqosasih
Syekh Abdul Rauf Singkil
Syekh Burhannudin Ulakan
Syekh Angku Pondok
Syekh Ampalu Panjang
Syekh Angku Razak
Syekh Angku Kiambang
Syekh Angku Salleh
Syekh Abdul Hamid Jama'a
Syekh Jamal Rifa'i Quddus

Khalifah Syattariyah Syahid Dibawah Naungan Guru Besar :
Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid
  1.  Mhd.Abdul Jalal
  2. Mhd.Sorbani
  3. Mhd.Ilham
  4. Mhd.Syarifuddin Al-Abid
  5. Mhd.Surya Indra Buana Al-Hadi
  6. Mhd.Zulkifli Al-Hamid
  7. Mhd.Badrun Al-Zuhud 
  8. -----------------
  9. ----------------
  10. ----------------

Silsilah Thareqat Syattariyah Asy-Syahid

Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar. Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.

Kedua nama ini diturunkan dari nama Abu Yazid al-Isyqi, yang dianggap sebagai tokoh utamanya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya sebagai cabang dari persatuan sufi mana pun. Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat tersendiri yang memiliki karakteristik-karakteristik tersendiri dalam keyakinan dan praktik.

Hanya sedikit yang dapat diketahui mengenai Abdullah asy-Syattar. Ia adalah keturunan Syihabuddin Suhrawardi. Kemungkinan besar ia dilahirkan di salah satu tempaat di sekitar Bukhara. Di sini pula ia ditahbiskan secara resmi menjadi anggota Tarekat Isyqiyah oleh gurunya, Muhammad Arif.

Nisbah asy-Syattar yang berasal dari kata syatara, artinya membelah dua, dan nampaknya yang dibelah dalam hal ini adalah kalimah tauhid yang dihayati di dalam dzikir nafi itsbat, la ilaha (nafi) dan illallah (itsbah), juga nampaknya merupakan pengukuhan dari gurunya atas derajat spiritual yang dicapainya yang kemudian membuatnya berhak mendapat pelimpahan hak dan wewenang sebagai Washitah (Mursyid). Istilah Syattar sendiri, menurut Najmuddin Kubra, adalah tingkat pencapaian spiritual tertinggi setelah Akhyar dan Abrar. Ketiga istilah ini, dalam hierarki yang sama, kemudian juga dipakai di dalam Tarekat Syattariyah ini. Syattar dalam tarekat ini adalah para sufi yang telah mampu meniadakan zat, sifat, dan af'al diri (wujud jiwa raga).

Namun karena popularitas Tarekat Isyqiyah ini tidak berkembang di tanah kelahirannya, dan bahkan malah semakin memudar akibat perkembangan Tarekat Naksyabandiyah, Abdullah asy-Syattar dikirim ke India oleh gurunya tersebut. Semula ia tinggal di Jawnpur, kemudian pindah ke Mondu, sebuah kota muslim di daerah Malwa (Multan). Di India inilah, ia memperoleh popularitas dan berhasil mengembangkan tarekatnya tersebut.

Tidak diketahui apakah perubahan nama dari Tarekat Isyqiyah yang dianutnya semula ke Tarekat Syattariyah atas inisiatifnya sendiri yang ingin mendirikan tarekat baru sejak awal kedatangannya di India ataukah atas inisiatif murid-muridnya. Ia tinggal di India sampai akhir hayatnya (1428).

Sepeninggal Abdullah asy-Syattar, Tarekat Syattariyah disebarluaskan oleh murid-muridnya, terutama Muhammad A'la, sang Bengali, yang dikenal sebagai Qazan Syattari. Dan muridnya yang paling berperan dalam mengembangkan dan menjadikan Tarekat Syattariyah sebagai tarekat yang berdiri sendiri adalah Muhammad Ghaus dari Gwalior (w.1562), keturunan keempat dari sang pendiri. Muhammad Ghaus mendirikan Ghaustiyyah, cabang Syattariyah, yang mempergunakan praktik-praktik yoga. Salah seorang penerusnya Syah Wajihuddin (w.1609), wali besar yang sangat dihormati di Gujarat, adalah seorang penulis buku yang produktif dan pendiri madrasah yang berusia lama. Sampai akhir abad ke-16, tarekat ini telah memiliki pengaruh yang luas di India. Dari wilayah ini Tarekat Syatttariyah terus menyebar ke Mekkah, Madinah, dan bahkan sampai ke Indonesia.

Tradisi tarekat yang bernafas India ini dibawa ke Tanah Suci oleh seorang tokoh sufi terkemuka, Sibghatullah bin Ruhullah (1606), salah seorang murid Wajihuddin, dan mendirikan zawiyah di Madinah. Syekh ini tidak saja mengajarkan Tarekat Syattariah, tetapi juga sejumlah tarekat lainnya, sebutlah misalnya Tarekat Naqsyabandiyah. Kemudian Tarekat ini disebarluaskan dan dipopulerkan ke dunia berbahasa Arab lainnya oleh murid utamanya, Ahmad Syimnawi (w.1619). Begitu juga oleh salah seorang khalifahnya, yang kemudian tampil memegang pucuk pimpinan tarekat tersebut, seorang guru asal Palestina, Ahmad al-Qusyasyi (w.1661).

Setelah Ahmad al-Qusyasyi meninggal, Ibrahim al Kurani (w. 1689), asal Turki, tampil menggantikannya sebagai pimpinan tertinggi dan penganjur Tarekat Syattariyah yang cukup terkenal di wilayah Madinah.

Dua orang yang disebut terakhir di atas, Ahmad al-Qusyasyi dan Ibrahim al-Kurani, adalah guru dari Abdul Rauf Singkel yang kemudian berhasil mengembangkan Tarekat Syattariyah di Indonesia. Namun sebelum Abdul Rauf. Telah ada seorang tokoh sufi yang dinyatakan bertanggung jawab terhadap ajaran Syattariyah yang berkembang di Nusantara lewat bukunya Tuhfat al-Mursalat ila ar Ruh an-Nabi, sebuah karya yang relatif pendek tentang wahdat al-wujud. Ia adalah Muhammad bin Fadlullah al-Bunhanpuri (w. 1620), juga salah seorang murid Wajihuddin. Bukunya, Tuhfat al-Mursalat, yang menguraikan metafisika martabat tujuh ini lebih populer di Nusantara ketimbang karya Ibnu Arabi sendiri. Martin van Bruinessen menduga bahwa kemungkinan karena berbagai gagasan menarik dari kitab ini yang menyatu dengan Tarekat Syattariyah, sehingga kemudian murid-murid asal Indonesia yang berguru kepada al-Qusyasyi dan Al-Kurani lebih menyukai tarekat ini ketimbang tarekat-tarekat lainnya yang diajarkan oleh kedua guru tersebut. Buku ini kemudian dikutip juga oleh Syamsuddin Sumatrani (w. 1630) dalam ulasannya tentang martabat tujuh, meskipun tidak ada petunjuk atau sumber yang menjelaskan mengenai apakah Syamsuddin menganut tarekat ini. Namun yang jelas, tidak lama setelah kematiannya, Tarekat Syattariyah sangat populer di kalangan orang-orang Indonesia yang kembali dari Tanah Arab.

Abdul Rauf sendiri yang kemudian turut mewarnai sejarah mistik Islam di Indonesia pada abad ke-17 ini, menggunakan kesempatan untuk menuntut ilmu, terutama tasawuf ketika melaksanakan haji pada tahun 1643. Ia menetap di Arab Saudi selama 19 tahun dan berguru kepada berbagai tokoh agama dan ahli tarekat ternama. Sesudah Ahmad Qusyasyi meninggal, ia kembali ke Aceh dan mengembangkan tarekatnya. Kemasyhurannya dengan cepat merambah ke luar wilayah Aceh, melalui murid-muridnya yang menyebarkan tarekat yang dibawanya. Antara lain, misalnya, di Sumatera Barat dikembangkan oleh muridnya Syekh Burhanuddin dari Pesantren Ulakan; di Jawa Barat, daerah Kuningan sampai Tasikmalaya, oleh Abdul Muhyi. Dari Jawa Barat, tarekat ini kemudian menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Sulewasi Selatan disebarkan oleh salah seorang tokoh Tarekat Syattariyah yang cukup terkenal dan juga murid langsung dari Ibrahim al-Kurani, Yusuf Tajul Khalwati (1629-1699).

Martin menyebutkan bahwa sejumlah cabang tarekat ini kita temukan di Jawa dan Sumatera, yang satu dengan lainnya tidak saling berhubungan. Tarekat ini, lanjut Martin, relatif dapat dengan gampang berpadu dengan berbagai tradisi setempat; ia menjadi tarekat yang paling "mempribumi" di antara berbagai tarekat yang ada. Pada sisi lain, melalui Syattariyah-lah berbagai gagasan metafisis sufi dan berbagai klasifikasi simbolik yang didasarkan atas ajaran martabat tujuh menjadi bagian dari kepercayaan populer orang Jawa.

Ajaran dan Dzikir Tarekat Syattariyah
Perkembangan mistik tarekat ini ditujukan untuk mengembangkan suatu pandangan yang membangkitkan kesadaran akan Allah SWT di dalam hati, tetapi tidak harus melalui tahap fana'. Penganut Tarekat Syattariyah percaya bahwa jalan menuju Allah itu sebanyak gerak napas makhluk. Akan tetapi, jalan yang paling utama menurut tarekat ini adalah jalan yang ditempuh oleh kaum Akhyar, Abrar, dan Syattar. Seorang salik sebelum sampai pada tingkatan Syattar, terlebih dahulu harus mencapai kesempurnaan pada tingkat Akhyar (orang-orang terpilih) dan Abrar (orang-orang terbaik) serta menguasai rahasia-rahasia dzikir. Untuk itu ada sepuluh aturan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tarekat ini, yaitu taubat, zuhud, tawakkal, qana'ah, uzlah, muraqabah, sabar, ridla, dzikir, dan musyahadah.

Sebagaimana halnya tarekat-tarekat lain, Tarekat Syattariyah menonjolkan aspek dzikir di dalam ajarannya. Tiga kelompok yang disebut di atas, masing-masing memiliki metode berdzikir dan bermeditasi untuk mencapai intuisi ketuhanan, penghayatan, dan kedekatan kepada Allah SWT. Kaum Akhyar melakukannya dengan menjalani shalat dan puasa, membaca al-Qur'an, melaksanakan haji, dan berjihad. Kaum Abrar menyibukkan diri dengan latihan-latihan kehidupan asketisme atau zuhud yang keras, latihan ketahanan menderita, menghindari kejahatan, dan berusaha selalu mensucikan hati. Sedang kaum Syattar memperolehnya dengan bimbingan langsung dari arwah para wali. Menurut para tokohnya, dzikir kaum Syattar inilah jalan yang tercepat untuk sampai kepada Allah SWT.

Di dalam tarekat ini, dikenal tujuh macam dzikir muqaddimah, sebagai pelataran atau tangga untuk masuk ke dalam Tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan tujuh macam nafsu pada manusia. Ketujuh macam dzikir ini diajarkan agar cita-cita manusia untuk kembali dan sampai ke Allah dapat selamat dengan mengendarai tujuh nafsu itu. Ketujuh macam dzikir itu sebagai berikut:
  1. Dzikir thawaf, yaitu dzikir dengan memutar kepala, mulai dari bahu kiri menuju bahu kanan, dengan mengucapkan laa ilaha sambil menahan nafas. Setelah sampai di bahu kanan, nafas ditarik lalu mengucapkan illallah yang dipukulkan ke dalam hati sanubari yang letaknya kira-kira dua jari di bawah susu kiri, tempat bersarangnya nafsu lawwamah.
  2. Dzikir nafi itsbat, yaitu dzikir dengan laa ilaha illallah, dengan lebih mengeraskan suara nafi-nya, laa ilaha, ketimbang itsbat-nya, illallah, yang diucapkan seperti memasukkan suara ke dalam yang Empu-Nya Asma Allah.
  3. Dzikir itsbat faqat, yaitu berdzikir dengan Illallah, Illallah, Illallah, yang dihujamkan ke dalam hati sanubari.
  4. Dzikir Ismu Dzat, dzikir dengan Allah, Allah, Allah, yang dihujamkan ke tengah-tengah dada, tempat bersemayamnya ruh yang menandai adanya hidup dan kehidupan manusia.
  5. Dzikir Taraqqi, yaitu dzikir Allah-Hu, Allah-Hu. Dzikir Allah diambil dari dalam dada dan Hu dimasukkan ke dalam bait al-makmur (otak, markas pikiran). Dzikir ini dimaksudkan agar pikiran selalu tersinari oleh Cahaya Ilahi.
  6. Dzikir Tanazul, yaitu dzikir Hu-Allah, Hu-Allah. Dzikir Hu diambil dari bait al-makmur, dan Allah dimasukkan ke dalam dada. Dzikir ini dimaksudkan agar seorang salik senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai insan Cahaya Ilahi.
  7. Dzikir Isim Ghaib, yaitu dzikir Hu, Hu, Hu dengan mata dipejamkan dan mulut dikatupkan kemudian diarahkan tepat ke tengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman rasa.
Ketujuh macam dzikir di atas didasarkan kepada firman Allah SWT di dalam Surat al-Mukminun ayat 17: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami (terhadap adanya tujuh buah jalan tersebut)". Adapun ketujuh macam nafsu yang harus ditunggangi tersebut, sebagai berikut:
  1. Nafsu Ammarah, letaknya di dada sebelah kiri. Nafsu ini memiliki sifat-sifat berikut:
    Senang berlebihan, hura-hura, serakah, dengki, dendam, bodoh, sombong, pemarah, dan gelap, tidak mengetahui Tuhannya.
  2. Nafsu Lawwamah, letaknya dua jari di bawah susu kiri. Sifat-sifat nafsu ini: enggan, acuh, pamer, 'ujub, ghibah, dusta, pura-pura tidak tahu kewajiban.
  3. Nafsu Mulhimah, letaknya dua jari dari tengah dada ke arah susu kanan. Sifat-sifatnya: dermawan, sederhana, qana'ah, belas kasih, lemah lembut, tawadlu, tobat, sabar, dan tahan menghadapi segala kesulitan.
  4. Nafsu Muthmainnah, letaknya dua jari dari tengah-tengah dada ke arah susu kiri. Sifat-sifatnya: senang bersedekah, tawakkal, senang ibadah, syukur, ridla, dan takut kepada Allah SWT.
  5. Nafsu Radhiyah, letaknya di seluruh jasad. Sifat-sifatnya: zuhud, wara', riyadlah, dan menepati janji.
  6. Nafsu Mardliyah, letaknya dua jari ke tengah dada. Sifat-sifatnya: berakhlak mulia, bersih dari segala dosa, rela menghilangkan kegelapan makhluk.
  7. Nafsu Kamilah, letaknya di kedalaman dada yang paling dalam. Sifat-sifatnya: Ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin.
Khusus dzikir dengan nama-nama Allah (al-asma' al-husna), tarekat ini membagi dzikir jenis ini ke dalam tiga kelompok. Yakni, a) menyebut nama-nama Allah SWT yang berhubungan dengan keagungan-Nya, seperti al-Qahhar, al-Jabbar, al-Mutakabbir, dan lain-lain; b) menyebut nama Allah SWT yang berhubungan dengan keindahan-Nya seperti, al-Malik, al-Quddus, al-'Alim, dan lain-lain; dan c) menyebut nama-nama Allah SWT yang merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut, seperti al-Mu'min, al-Muhaimin, dan lain-lain. Ketiga jenis dzikir tersebut harus dilakukan secara berurutan, sesuai urutan yang disebutkan di atas. Dzikir ini dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang, sampai hati menjadi bersih dan semakin teguh dalam berdzikir. Jika hati telah mencapai tahap seperti itu, ia akan dapat merasakan realitas segala sesuatu, baik yang bersifat jasmani maupun ruhani.

Satu hal yang harus diingat, sebagaimana juga di dalam tarekat-tarekat lainnya, adalah bahwa dzikir hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing spiritual, guru atau syekh. Pembimbing spiritual ini adalah seseorang yang telah mencapai pandangan yang membangkitkan semua realitas, tidak bersikap sombong, dan tidak membukakan rahasia-rahasia pandangan batinnya kepada orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Di dalam tarekat ini, guru atau yang biasa diistilahkan dengan wasithah dianggap berhak dan sah apabila terangkum dalam mata rantai silsilah tarekat ini yang tidak putus dari Nabi Muhammad SAW lewat Ali bin Abi Thalib ra, hingga kini dan seterusnya sampai kiamat nanti; kuat memimpin mujahadah Puji Wali Kutub; dan memiliki empat martabat yakni mursyidun (memberi petunjuk), murbiyyun (mendidik), nashihun (memberi nasehat), dan kamilun (sempurna dan menyempurnakan). Secara terperinci, persyaratan-persyaratan penting untuk dapat menjalani dzikir di dalam Tarekat Syattariyah adalah sebagai berikut: makanan yang dimakan haruslah berasal dari jalan yang halal; selalu berkata benar; rendah hati; sedikit makan dan sedikit bicara; setia terhadap guru atau syekhnya; kosentrasi hanya kepada Allah SWT; selalu berpuasa; memisahkan diri dari kehidupan ramai; berdiam diri di suatu ruangan yang gelap tetapi bersih; menundukkan ego dengan penuh kerelaan kepada disiplin dan penyiksaan diri; makan dan minum dari pemberian pelayan; menjaga mata, telinga, dan hidung dari melihat, mendengar, dan mencium segala sesuatu yang haram; membersihkan hati dari rasa dendam, cemburu, dan bangga diri; mematuhi aturan-aturan yang terlarang bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji, seperti berhias dan memakai pakaian berjahit.

Sanad atau Silsilah Tarekat Syattariyah
Sebagaimana tarekat pada umumnya, tarekat ini memiliki sanad atau silsilah para wasithahnya yang bersambungan sampai kepada Rasulullah SAW. Para pengikut tarekat ini meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW, atas petunjuk Allah SWT, menunjuk Ali bin Abi Thalib untuk mewakilinya dalam melanjutkan fungsinya sebagai Ahl adz-dzikr, tugas dan fungsi kerasulannya. Kemudian Ali menyerahkan risalahnya sebagai Ahl adz-dzikir kepada putranya, Hasan bin Ali, dan demikian seterusnya sampai sekarang. Pelimpahan hak dan wewenang ini tidak selalu didasarkan atas garis keturunan, tetapi lebih didasarkan pada keyakinan atas dasar kehendak Allah SWT yang isyaratnya biasanya diterima oleh sang wasithah jauh sebelum melakukan pelimpahan, sebagaimana yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW sebelum melimpahkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Berikut contoh sanad Tarekat Syattariyah yang dibawa oleh para mursyid atau wasithahnya di Pulau Jawa:

Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib, kepada Sayyidina Hasan bin Ali asy-Syahid, kepada Imam Zainal Abidin, kepada Imam Muhammad Baqir, kepada Imam Ja'far Syidiq, kepada Abu Yazid al-Busthami, kepada Syekh Muhammad Maghrib, kepada Syekh Arabi al-Asyiqi, kepada Qutb Maulana Rumi ath-Thusi, kepada Qutb Abu Hasan al-Hirqani, kepada Syekh Hud Qaliyyu Marawan Nahar, kepada Syekh Muhammad Asyiq, kepada Syekh Muhammad Arif, kepada Syekh Abdullah asy-Syattar, kepada Syekh Hidayatullah Saramat, kepada Syekh al-Haj al-Hudhuri, kepada Syekh Muhammad Ghauts, kepada Syekh Wajihudin, kepada Syekh Sibghatullah bin Ruhullah, kepada Syekh Ibnu Mawahib Abdullah Ahmad bin Ali, kepada Syekh Muhammad Ibnu Muhammad, Syekh Abdul Rauf Singkel, kepada Syekh Abdul Muhyi (Safarwadi, Tasikmalaya), kepada Kiai Mas Bagus (Kiai Abdullah) di Safarwadi, kepada Kiai Mas Bagus Nida' (Kiai Mas Bagus Muhyiddin) di Safarwadi, kepada Kiai Muhammad Sulaiman (Bagelan, Jateng), kepada Kiai Mas Bagus Nur Iman (Bagelan), kepada Kiai Mas Bagus Hasan Kun Nawi (Bagelan) kepada Kiai Mas Bagus Ahmadi (Kalangbret, Tulungagung), kepada Raden Margono (Kincang, Maospati), kepada Kiai Ageng Aliman (Pacitan), kepada Kiai Ageng Ahmadiya (Pacitan), kepada Kiai Haji Abdurrahman (Tegalreja, Magetan), kepada Raden Ngabehi Wigyowinoto Palang Kayo Caruban, kepada Nyai Ageng Hardjo Besari, kepada Kiai Hasan Ulama (Takeran, Magetan), kepada Kiai Imam Mursyid Muttaqin (Takeran), kepada Kiai Muhammad Kusnun Malibari (Tanjunganom, Nganjuk) dan kepada KH Muhammad Munawar Affandi (Nganjuk).

Selasa, 29 Mei 2012

Syekh Angku Kiambang Asy-Syattary

SILSILAH THAREQAT ASY-SYATTARIYAH SYAHID 

Baginda Nabi Muhammad Saw
Al-Imam Ali bin Abi Thalib
Sayyidatina Fatimah Zahro binti Muhammad
Al-Imam Hasan bin Abi Thalib
Al-Imam Husein bin Abi Thalib
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad Al-Baqir
Sayyid Ja'far Shodiq
Syekh Maulana Muhammad Al-Magridi
Syekh Maulana Al-Akrobi Yazidal Asaq
Syekh Syaidina Abi Al-Mujapar Maulana Torikot Tausi
Syekh Kutub Ibnu Hasan Harroni
Syekh Syaidina Hadholi Allama Uro Ummahri
Syekh Syaidina Muhammad Asaq
Syekh Syaidina Muhammad Arif
Syekh Syaidina Muhammad Abdillah Sattari
Syekh Syaidina Al-Imamu Kodi As-Sattari
Syekh Syaidina Hidayatullah As-Samarsta
Syekh Syaidina Kutubul Mukorobin Haji Hadurotuba Sirrohu
Syekh Al-Gausal Zama Makali Jawamua Syaidina Muhammad Al-Gausi
Syekh Kutubul Ulama Syaidina Wajidi Al-Alawi
Syekh Sulton Arifin Syaidina Sabgatullah
Syekh Basalasi Abi Al-Muhibi Abdillah bin Ahmad Sanawi Tobballah Sirrohu
Syekh Kutubul Dalrah Musa Hadatil Rabbani Alk Mubrodi Piawannah Sirrohu
Syekh Ahmad Ibni Muhammad Almadani Ansori Syahid
Syekh Bilqosasih
Syekh Abdul Rauf Singkil
Syekh Burhannudin Ulakan
Syekh Angku Pondok
Syekh Ampalu Panjang
Syekh Angku Razak
Syekh Angku Kiambang
Syekh Angku Salleh
Syekh Abdul Hamid Jama'a
Syekh Jamal Rifa'i Quddus

Khalifah Syattariyah Syahid Dibawah Naungan Guru Besar :
Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid
  1.  Mhd.Abdul Jalal
  2. Mhd.Sorbani
  3. Mhd.Ilham
  4. Mhd.Syarifuddin Al-Abid
  5. Mhd.Surya Indra Buana Al-Hadi
  6. Mhd.Zulkifli Al-Hamid
  7. Mhd.Badrun Al-Zuhud 
  8. -----------------
  9. ----------------
  10. ----------------

 

AMALAN-AMALAN ORANG-ORANG YANG BAIK UNTUK MENUJU SURGA dan HADIST-HADIST SHAHIH YANG MENJELASKAN SIFAT-SIFAT SURGA

 

Surga ialah kenikmatan yang mahal yang didamba oleh kaum mukminin sepanjang zaman.
Surga ialah yang menjadi penggerak jiwa para salafush soleh,untuk mencontoh kepahalawanan di dalam berjihad dan pengorbanan.Jihad ialah bukan memerangin agama lain,melainkan memerangi hawa,nafsu,dunia,setan di dalam diri kita sendiri yang terdapat 4 anasir yaitu api,air,udara dan tanah.
Surga ialah cita-cita yang sangat mulia yang membuat mata menjadi terpesona untuk memandangnya dan memimpikannya setiap saat sepanjang hidup kita.Yang didamba oleh setiap jiwa yang merindukannya setiap tempat dan zaman.Bagi kita yang mengamalkan syari’a kenabian yaitu sholat yang 17 rakat sehari semalam dan sholat sunatnya pada malam atau pagi hari,dan kita harus berlaku ikhlas dan sabar untuk mendapatkannya dihari kelak nanti,ujian demi ujian dan rintangan demi rintangan yang kita hadapin.
Sesungguhnya ALLAH swt menjadikan surga dan neraka hanya untuk umat sesuai dangan amalan-amalnnya yang baik dan buruk.Amalan yang baik ialah mengamalkan syari’a kenabian yang di bawa oleh para rasul-Nya,dan mentaati ajaran-ajaran yang diutus oleh kepada Nabi dan Rasul-Nya.Amalan yang buruk ialah yang tidak mau mentaati ajaran-ajaran islam,dan mengerjakan hal-hal yang buruk seperti maksiat,berjudi,meminum-minuman keras,menyekutukan ALLAH swt,dan membuat kebohongan untuk menipu orang lain sesuai firman ALLAH swt :
YUKHADI’UNALLAHA WAL LAZINA AMANU,WA MA YAKHDA’UNA ILLA ANFUSAHUM WA MA YASY’URUN(A).

     Yang artinya : Mereka hendak menipu ALLAH dan serta orang-orang yang beriman,Padahal mereka hanyalah menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.(QS.Al-BAQARAH : 9)

Betapa seringnya surga membuat seseorang bersegera kepada kebaikan dan kebenaran walaupun didalam perjalanan mujahidin fii sabilillaah,Dan Rasulloh dan para sahabtanya berperang untuk melawan orang-orang kaum yang murtadin,kaum musyrikin.Hingga meraka mendahuli kaum musyrikin didaerah badar.Barulah setelah itu,Datanglah kaum musyrikin kemekah untuk membuat berhala-berhala itu.Maka nabi Muhammad bersabda : Janglah kamu membuat berhala-berhala itu didalam mekah ini,Dan kemudian kaum musyrikin itu menetang rasulloh.Maka kaum musyrikin berkata : bersegeralah wahai Muhammad menjauh dari sini,Karena inilah agama ku.sesuai firman ALLAH :

WA IZ QALA IBRAHIMU RABBIJ’AL HAZAL BALADA AMINAW WAJNUBNI WA BANIYYA AN NA’BUDAL ASNAM(A).RABBI INNAHUNNA ADLALNA KASIRAM MINAN NAS(I),FAMAN TABI ‘ANI FA INNAHU MINNI,WA MAN’ASANI FA INNAKA GAFURUR RAHIM(UN).

Artinya : Dan (ingatlah),ketika Ibrahim berkata : “Ya Tuhanku,Jadikanlah negri ini (mekah),Negri yang aman,Dan jauhkanlah aku berserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.Ya Tuhanku,Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia,Maka barangsiapa yang mengikutiku,Maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku,Dan barangsiapa mendurhakai aku,Maka sesungguhnya engkau maha pengampun lagi maha penyayang.(QS.IBRAHIM : 35-36).
Ketahuilah wahai mahkluk ALLAH yang lemah,bahwa Nabi Muhammad saw telah menerangkan tentang sifat surga yang dijanjikan ALLAH swt kepada orang-orang yang bertakwa dengan keterangan yang mendalam,detail dan jelas.Ketarangan ini membuat tenteram hati kita semua,Aminn.Orang-orang yang soleh dan Orang-orang yang beriman akan merasakan kenikmatan yang hak sesuai amalannya yang baik,Dan sesungguhnya orang-orang bertaubat (mujahidin fii sabilillah) akan merasakan kesenangan dijalan-Nya sesuai kententuan ALLAH swt yang tidak murtadin dijalannya mujahidin fiisabilillah.Ketentuan-ketentuan sifat surga sebagai berikut :
1.     Orang yang pertama kali masuk surga.
2.     Sifat rombongan petama yang masuk surga.
3.     Pintu-pintu surga.
4.     Tidak ada kematian didalam surga.
5.     Kedudukan penghuni surga dan tingkat-tingkat surga.
6.     Sifat-sifat penduduk surga.
7.     Wanita-wanita penduduk surga.
8.     Makanan dan minuman penghuni surga.
9.     Pemandangan di surga.
Ini akan kita kupas satu persatu :

1. Orang yang pertama kali masuk surga.
Dari annas bin malik ia berkata,Pada hari kiamat nanti,aku akan mendatangi pintu surga,kemudian aku meminta agar dibukakan pintunya.Maka penjaganya bertanya : Siapa anda?’Annas menjawab : Muhammad”.Selanjutnya ia berkata : Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorang pun sebelummu.(H.R.MUSLIM).
Dari hudzaifah,ia berkata bahwa Rasulloh bersabda :
“Semua anak adam telah berjanji dibawah kekuasanku pada hari kiamat,Dan aku orang pertama yang dibukakan pintu surga itu{Shahiihul jaami’}.

2. Sifat rombongan petama yang masuk surga.
Dari abu hurairrah,Ia berkata,Rasulloh bersabda :
Sesungguhnya orang yang pertama kali masuk surga laksana bulan di malam purnama.Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang dilangit yang cerah.Mereka tidak buang air kecil,tidak buang air besar,tidak beringus,dan tidak meludah.Sisir mereka terbuat dari emas,keringat mereka adalah minyak yang bau nya melebihi bau kasturi.Tempat bukhur(pewangi ruangan dan tubuh)mereka adalah batang kayu gaharu.Isteri-isteri mereka semuanya para bidadari.Bentuk tubuh mereka semuanya sama,yaitu seperti bentuk tubuh tuhan bapak mereka,(Adam A.S).Mutafaq ‘alahi,(H.R. BUKHARI dan MUSLIM).

3. Pintu-pintu surga.
Dari abu hurairra,ia berkata,Rasulloh bersabda :
Barangsiapa menginfakkan sepasang hartanya(emas,perak dan lain-lain)dijalan ALLAH swt,dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga : ‘Wahai,uamt ALLAH,ini baik.’Barangsiapa yang termasuk ahli sholat,dia akan dipanggil dari pintu ahli sholat.Siapa yang termasuk ahli jihad,akan dipanggil dari pintu jihad(fii sabilillah)mujahidin.Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari dari pintu ‘Ar-Rayyan’.Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.Abu bakar bin Abu thalib berkata : Ayah dan ibuku menjadi tembusanmu,Wahai Rasulloh,tidak mengherankan orang-orang itu yang dipanggil dari pintu-pintu tersebut,tetapi apakah ada orang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?’Beliau menjawab : “Ya Umatku,Semoga engkau termasuk dari mereka.(H.R. BUKHARI dan MUSLIM).
Dari Sahl bin Sa’ad,ia berkata Rasulloh bersabda :
Didalam surga ada delapan pintu,Diantaranya ada yang bernama”Ar-Rayyan”.Pintu itu tidak dimasuki,kecuali hanya orang-orang yang berpuasa,beramal sholeh,bersedekah dan berjihad(fii sabilillah) mujahidin,(H.R. BUKHARI).

4. Tidak ada kematian didalam surga.
Dari Abu Sa’id dan Abu hurairrah,bahwa Rasulloh bersabda :
Jika penduduk surga sudah kesurga,Maka ada yang berseru :”Sesungguhnya kalian akan tetap hidup dan tidak pula mati.Kalian akan tetap sehat dan tidak pula sakit.Kalian akan tetap muda dan tidak pula tua.Kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak pula mendapatkan kesusahan.”(H.R. MUSLIM dan AHMAD).

5. Kedudukan penghuni surga dan tingkat-tingkat surga.

Dari abu hurairrah,ia berkata rasulloh berabda :
Siapa yang beriman kepada ALLAH swt dan Rasulu-Nya,dan mendririkan sholat yang 5(lima) waktu sehari semalam,dan juga berpuasa di bulan ramadhan,maka wajib bagi umat/makhluk ALLAH untuk memasukkannya ke dalam surganya dengan keyakinan kepada Nabi dan Rasul-Nya.Baik dia berhijrah dijalan ALLAH swt atau yang sanggup meninggalkan dunia(dalam arti kata meninggalkan dunia),orang yang sanggup menghilangkan dunianya diwaktu sholat.Para sahabat berkata : ‘Wahai,Rasululloh,bolehkah kita memberitahukan ini kepada orang yang percaya?’Beliau bersabda : ‘Sesungguhnya disurga ada seratus tinggkatan yang telah disediakan oleh ALLAh swt kepada orang yang mau percaya kepada Nabi dan Rasul-Nya.Setiap tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi,maka jika kalian memohon kepada ALLAH swt ialah memohonlah/berdo’a lah agar ALLAH swt meridho kita untuk mencapai surga firdaus yang mulia.Karena surga firdaus ada ditengah-tengah surga dan yang amat mulia kedudukkannya.Dan diatas terdapat ‘Arsy ar-Rahman. Dari sana sungai-sungai surga mengalair.(H.R. Al-BUCKHARI)

6. Sifat-sifat penduduk surga.

Dari Mu’adz bin jabal,bahwa Nabi bersabda :
Penghuni surga akan masuk surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu,dan celakalah bagi mereka yang tidak mau bertaubat.
Dari Abu hurairrah,ia berkata Rasulluoh bersabda :
Aka ada yang masuk kedalam surga ALLAH swt,yaitu sekelompok atau kaum yang hatinya selalu ikhlas dan sabar(yaitu,dari sisi kelembutannya,ketakutannya akan azab ALLAH,dan ketaatannya kepada Rasull-Nya).
Dari Anas bin malik,dari Nabi beliua bersabda :
Orang-orang yang mukmin disurga akan diberi kekuatan untuk menghadapi jin dan setan dan dalam urusan jima’(bersetubuh).Ada sahabat bertanya : Wahai,Rasulloh apakah apakah dia mampu untuk itu?Nabi berkata : Dia akan diberi seratus kekuatan.(H.R. MUSLIM dan AHMAD).
Dari Abu hurairrah,ia berkata bahwa Rasulloh bersabda :
Siapa yang masuk akan selalu hidup senang dan bahagia didalamnya,dan tidak akan mengalami kesusahan,pakainya tidak akan lurus dan masa mudanya tidak akan sirna.


7. Wanita-wanita penduduk surga.

Berangkat pagi-pagi atau siang hari dijalan ALLAH lebih baik daripada dunia dan seisinya.Sesungguhnya,tempat satu hasta kalian disurga lebih baik daripada dunia dan seisinya.Kalaulah seorang wanita penduduk surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia,niscaya dia akan menerangi antara keduaya dan bumi akan penuh dengan wewangian.Sungguh,penutup kepalanya lebih baik daipada dunia dan seisinya.(H.R. BUCKHARI)
Dari Abdullah bin Umar,Rasululloh bersabda :
Sesungguhnya para isteri penghuni surga bernyayi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu,yang tidak pernah didengar oleh seorang pun.
Di antara baitullah yang mereka dendangkan adalah :
-Kami adalah wanita-wanita yang cantik dan jelita.
-Kami adalah para isteri kaum yang mulia.
-Kami melihat dengan mata yang indah.

Demikian juga di antara baitullah yang mereka dendangkan adalah :
-Kami adalah wanita-wanita yang abadi dan tidak akan pernah mati.
-Kami adalah wanita-wanita yang merasa aman dan tidak pernah merasa takut.
-Kami adalah wanita-wanita yang menetap dan tidak akan pernah berpindah-pindah.

8. Makanan dan minuman penghuni surga.

Dari jabir,ia berkata rasululloh bersabda :
Para penduduk surga akan makan dan minum di dalamnya,mereka tidak buang air besar,tidak beringus, dan tidak buang air kecil.Akan tetapi,makanan mereka menghasilkan berkah yang sangat mulia seperti wanginya minyak kasturi.Mereka diberi tangguh oleh ALLAH swt untuk selalu bertasbih dan istighrfar seperti kalian yang diberi tangguh oleh ALLAH swt berupa nafas.(H.R. MUSLIM,AHMAD dan ABU DAUD)
Dari mauwiyah bin Haidah,ia berkata Rasululloh bersabda :
Sesungguhnya disurga ada lautan air,lautan madu,lautan susu,lautan khamr,kemudian darinya dibawahnya sungai-sungai yang mengalir.
Apakah kalian tahu,apa ‘Al-KAUTSAR, itu??? Al-KAUTSAR ialah sungai yang diberikan kepadaku oleh tuhanku disurga.Dia memiliki banyak kebaikkan dan kasih sayang kepada umat-Nya,umatku akan mendatangi pada hari kiamat,jumlah bejananya sebanyak-banyak jumlah bintang dilangit.Ada seseorang umat yang dicegah oleh kaum bani israil,untuk bergabung kepada mereka yang menyebah berhala-berhala itu,maka Rasululloh pun berkata kepda kaum bani israil itu.”Wahai kaum fir’aun,janganlah kamu cegah ia,karena dialah adalah bagian umatku,Lalu kaum bani israil pun menjawab : “Wahai Muhammad,engkau tidak tahu apa yang telah dia lakukan setelah engkau meninggal nanti.

9. Pemandangan di surga.

Disurga ada kenikmatan yang abadi,kebaikan yang merata,dan rahmat dari ALLAH swt Ar-RAHMAN – Ar-RAHIM(yang maha pengasih lagi maha penyayang).Disana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci.Ada gelas-gelas yang tertata sangat rapi yang disedikan untuk minum,dan tidak perlu diminta dan sudah dipersiapkan bantal-bantal dan tilam-tilam untuk berbaring disurga yang aman dan sangat santai.Disana sini terhampar karpet-karpet dan sejadah-sejadah untuk sholat dan berdiam diri,dan duduk bersuka ria.
Semua nikmat yang disebut dalam Kitabullah(Al-QUR”AN) dan as-sunnah(Al-HADIST) atau sunnahnya Nabi Muhammad,namanya sama dengan yang dilihat didunia.Akan tetapi,ketika benda-benda ini disebut(namanya),hanyalah sebagai  yang dinamai agar dapat kita fahami oleh umat dunia.Adapun yang sebenarnya dan hakekatnya kesenangan-kesenangan tersebut diserahkan kepada ALLAh swt yang maha agung,maha bijaksana lagi yang menegakkan seluruh langit dan bumi.
Adapun karakter kenikmatan disurga yang diserahkan kepada uamt yang soleh,sesuai dengan tingakah lakunya,perbuatannya,bahasa pembicaraannya,dan sebagainya seperti sholat yang lima(5) dan sholat sunnahnya dengan baik dan benar yang ALLAh berikan kepada orang yang taat kepada Nabi dan Rasul-Nya.
Kehidupan penduduk surga,disurga semuanya berisi kesejahteraan dan diliputi,dipenuhi oleh kemakmuran yang abadi.Para malaikat mengucapkan salam kepada penduduk surga dalam keadaan yang sentosa dan tenteram,mereka saling mengucapkan salam dengan satu kalimah ialah Laa Illaha Illa Allah,dan mereka dikirimi salam berupa Ar-RAHMAN.Suasananya seperti mencerminkan keimanan kita kepada tuhan kita yang kita imani,(Al-Yaumul Aakhir fii Zhilaalil Qur’an).


PIMPINAN PENGAJIAN NUR HIDAYAH
AL-USTADZ SURYA INDRA BUANA
BIN MARIMAN

Senin, 28 Mei 2012

Syekh Jamal Rifa'i Quddus Asy Syattary

www.blogspot.com
SILSILAH THAREQAT ASY-SYATTARIYAH SYAHID 

Baginda Nabi Muhammad Saw
Al-Imam Ali bin Abi Thalib
Sayyidatina Fatimah Zahro binti Muhammad
Al-Imam Hasan bin Abi Thalib
Al-Imam Husein bin Abi Thalib
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad Al-Baqir
Sayyid Ja'far Shodiq
Syekh Maulana Muhammad Al-Magridi
Syekh Maulana Al-Akrobi Yazidal Asaq
Syekh Syaidina Abi Al-Mujapar Maulana Torikot Tausi
Syekh Kutub Ibnu Hasan Harroni
Syekh Syaidina Hadholi Allama Uro Ummahri
Syekh Syaidina Muhammad Asaq
Syekh Syaidina Muhammad Arif
Syekh Syaidina Muhammad Abdillah Sattari
Syekh Syaidina Al-Imamu Kodi As-Sattari
Syekh Syaidina Hidayatullah As-Samarsta
Syekh Syaidina Kutubul Mukorobin Haji Hadurotuba Sirrohu
Syekh Al-Gausal Zama Makali Jawamua Syaidina Muhammad Al-Gausi
Syekh Kutubul Ulama Syaidina Wajidi Al-Alawi
Syekh Sulton Arifin Syaidina Sabgatullah
Syekh Basalasi Abi Al-Muhibi Abdillah bin Ahmad Sanawi Tobballah Sirrohu
Syekh Kutubul Dalrah Musa Hadatil Rabbani Alk Mubrodi Piawannah Sirrohu
Syekh Ahmad Ibni Muhammad Almadani Ansori Syahid
Syekh Bilqosasih
Syekh Abdul Rauf Singkil
Syekh Burhannudin Ulakan
Syekh Angku Pondok
Syekh Ampalu Panjang
Syekh Angku Razak
Syekh Angku Kiambang
Syekh Angku Salleh
Syekh Abdul Hamid Jama'a
Syekh Jamal Rifa'i Quddus

Khalifah Syattariyah Syahid Dibawah Naungan Guru Besar :
Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid
  1.  Mhd.Abdul Jalal
  2. Mhd.Sorbani
  3. Mhd.Ilham
  4. Mhd.Syarifuddin Al-Abid
  5. Mhd.Surya Indra Buana Al-Hadi
  6. Mhd.Zulkifli Al-Hamid
  7. Mhd.Badrun Al-Zuhud 
  8. -----------------
  9. ---------------
  10. ---------------

Alam Kubur Yang Menanti (Bag : II)

 

ASSALLAMMUALAIKUM WARRAHMATULLAHI WABARAKATTU.SEGALA PUJI HANYA BAGI ALLAH swt,KAMI MEMUJI-Nya,MEMOHAN PERTOLONGAN DAN AMPUNAN KPD-Nya,KAMI BERLINDUNG KPD ALLAH swt DARI KEJAHATAN DIRI KAMI DAN KEJELAKAN AMAL PERBUATAAN KAMI.BARANG SIAPA YG ALLAH BERI PETUNJUK,MAKA TIDAK ADA YG DAPAT MEYESALKANNYA,DAN BARANG SIAPA YG ALLAH SESATKAN,MAKA TDK ADA YG DAPAT MEMBERINYA PETUNJUK.AKU BERSAKSI BAHWA TIDAK ADA ILLAHI YG BERHAK DIPUJA DAN DIPUJI DENGAN TAAT DAN BENAR KECUALI ALLAH swt SAJA,TDK ADA SEKUTU BAGI-Nya,DAN AKU BERSAKSI BAHWA BAGINDA NABI MUHAMMAD saw ADALAH HAMBA DAN RASUL-Nya.
SEPERTI SURAH AL-IMRAN AYAT 102,ALLAH BERFIRMAN :

YA AYYUHAL LAZINA AMANUTTAQULLAHA HAQQA TUQATIHI WA LA TAMUTUNNA ILLA WA ANTUM MUSLIMUN.

YANG ARTINYA : HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERTAQWALAH KEPADA ALLAH SEBENAR-BENAR BERTAQWA KEPADA-Nya;DAN JANGANLAH SEKALI-KALI KAMU MATI MELAINKAN DALAM KEADAAN BERAGAMA ISLAM.

DAN DISURAH AN-NISA AYAT 1,ALLAH BERFIRMAN :

YA AYYUHAN NASUTTAQU RABBAKUMULLAZI KHOLAQAKUM MIN NAFSIW WAHIDATIW WA KHOLAQA MINHA ZAUJAHA WA BASSA MINHUMA RIJALAN KASIROW WA NISA-AN WATTAQULLAHALLAZI TASA'ALUNA BIHI WAL ARHAM,INNALLAHA KANA 'ALAIKUM ROQIBA.

YANG ARTINYA : HAI SEKALIAN MANUSIA,BERTAQWALAH KAMU KPD TUHAN-mu YG TELAH MENCIPTAKAN KAMU DARI DIRI YG SATU,DAN DARI PADA NYA,ALLAH MENCIPTAKAN ISTERINYA;DAN DARI PADA KEDUANYA ALLAH MEMPERKEMBANG BIAKKAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN YANG BANYAK. DAN BERTAQWALAH KEPADA ALLAH YANG DENGAN(MEMPERGUNAKAN)NAMA-Nya,KAMU SALING MEMINTA SATU SAMA LAIN,DAN(PELIHARALAH)HUBUNGAN SILATURRAHMI,SESUNGGAHNYA ALLAH SELALU MENJAGA DAN MENGAWASI KAMU.
DENGAN PERKATAAN LAIN IALAH DARI BAGIAN TUBUH (TULANG RUSUK) NABI ADAM A.S.BERDASARKAN HADIS RIWAYAT BUKHARI DAN MUSLIM.DI SAMPING ITU ADA PULA YANG MENAFSIRKAN DARI PADANYA DARI UNSUR YANG SERUPA YAKNI TANAH YANG DARI PADANYA NABI ADAM A.S. DICIPTAKAN.TETAPI MENURUT ORANG ARAB,APABILA MEREKA MENAYAKAN SESUATU ATAU MEMINTANYA KEPADA ORANG LAIN MEREKA MENGUCAPKAN NAMA ALLAH SEPERTI : *AS ALUKA BILLAH*ARTINYA SAYA BERTANYA ATAU MEMINTA KEPADAMU DENGAN MEYEBUT NAMA ALLAH.
DAN DISURAH AL-AHZAB AYAT 70-71,ALLAH BERFIRMAN :

YA AYYUHAL LAZINA AMANUTTAQULLAHA WA QULU QAULAN SADIDA, 
YUSLIH LAKUM A'MALAKUM WA YAGFIRLAKUM ZUNUBAKUM,WA MAY YUTI'ILLAHA WA RASULUHU FAQAD FAZA FAUZAN'AZIMA. 

YANG ARTINYA : HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN,BERTAQWALAH KAMU KEPADA ALLAH DAN KATAKANLAH PERKATAAN YANG BENAR,
NISCAYA ALLAH MEMPERBAIKI BAGIMU AMALAN-AMALANMU DAN MENGAPUNI BAGIMU DOSA-DOSAMU.DAN BARANG SIAPA MENTA'ATI ALLAH DAN RASUL-Nya,MAKA SESUNGGUHNYA IA TELAH MENDAPAT KEMENANGAN YANG BESAR.
SESUNGGUHNYA SEBENAR-BENAR UCAPAN ADALAH KITABULLAH(AL-QUR'AN) DAN SEBAIK-BAIKNYA PETUNJUK IALAH PETUNJUK MUHAMMAD as-SUNNAH(AL-HADIST).SEBURUK-BURUKPERKARA IALAH PERKARA YANG DIADA-ADAKAN DALAM AGAMA.SETIAP YG DIADA-ADAKAN DALAM AGAMA IALAH BID'AH,SETIAP BID'AH IALAH SESAT,DAN SETIAP KESESATAN TEMPATNYA NERAKA.
TERMASUK DARI 'AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH IALAH MENYAKIN ADANYA ADZAB DAN NIKMAT KUBUR.DAN HAL INI TELAH TERANGKAN DALAM BEBERAPA HADIS SHAHIH.KUBUR JUGA TEMPAT PERSINGGAHAN PERTAMA DARI ALAM AKHIRAT.DAN KUBUR SEBAGAI TAKARAN ATAU BAROMETER ATAU KUNCI PERTAMA KEBERHASILAN SESEORANG PADA HARI KELAK,DI ALAM BARZAH.
SESUGGUHNYA KUBUR MERUPAKAN AWAL PERSINGGAHAN AKHIRAT.JIKA IA BERHASIL DI KUBUR TERSEBUT,MAKA PERSINGGAHAN SELANJUTNYA LEBIH MUDAH KITA JALANI.DAN JIKA IA TIDAK BERHASIL DI KUBUR TERSEBUT,MAKA PERSINGGAHAN  SELANJUTNYA LEBIH SULIT BAGI KITA JALANI.
DI HADIS HASAN RIWAYAT at-TIRMIDZI LAFAZH BERHASIL DALAM HADIS INI IALAH JIKA SESEORANG MENDAPATKAN NIKMAT KUBUR DI ANTARANYA AROMA SORGA YANG KITA DAPATKAN,KALAULAH KITA BERHASIL DI ALAM DUNIA DENGAN MENGAMALKAN SYARIAT KENABIAN YANG DI BAWA OLEH BAGINDA NABI MUHAMMAD ROSSULLAH saw.DAN KALAULAH  KITA TIDAK MENGAMALKAN SYARIAT KENABIAN MAKA ADZAB KUBUR DI ANTARA KITA IALAH PUKULAN DARI MALAIKAT MUNKAR DAN NAKIR.BEGITU PENTINGNYA PEBAHASAN INI?.
MAKA SAYA DAN PENGAJIAN NUR-HIDAYAH MENDA'WAH MELALUI JARINGAN INTERNET ATAU FACEBOOK AGAR KITA TIDAK MENJADI ORANG YANG SIA-SIA DI MUKA BUMI ALLAH YANG FANA INI.DA'WAH YANG SAYA TERJEMAHKAN DARI KITAB AL-QABRU,ADZAABUL QABRI WA NA'IIMULQABRI,YANG DI KARYA OLEH GURU NU-HIDAYAH AL-USTADZ SURYA INDRA BUANA-AL-RASYID BIN MARIMAN,LALU KITAB INI TELAH DI BACA OLEH KAKEK GURU SYEKH ZAMAL RIVA'I QUDDUS AS-SATHORI AL-FAQHI DAN ALMARHUMA TUAN GURU ABDUL AHMID JAMA ASWARI.
DIDALAM DA'WAH INI MEMBERIKAN URAIAN YANG BEGITU LENGKAP MENGENAI ALAM KUBUR.DI MULAI DENGAN NAMA 'AQIDAH YG BENAR MENGENAI KUBUR AGAR KAUM MUSLIMIN DAPAT MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN 'AQIDAH YG BENAR.KEMUDIAN SAYA JUGA MENGURAIKAN SEBAB-SEBAB PENGHUNI KUBUR DIADZAB DAN SEBAB-SEBAB TERBEBASNYA DARI ADZAB KUBUR.SELURUH PENDA'WAH YG DILAKUKAN AGAR KITA SELALU DILANDASI DENGAN DALIL-DALIL YG KOKOH DARI AL-QUR'AN DAN AL-as-SUNNAH,BAIK YANG SHAHIH MAU PUN YG HASAN.
SESUNGGUHNYA DA'WAH INI PATUT KITA BACA AGAR MENJADI SEBAGIAN PANDUAN DAN PENGINGAT DALAM MEMPERSIAPKAN BEKAL KEBERHASILAN DIPERSINGGAHAN PERTAMA PADA HARI AKHIRAT.SESUNGGUHNYA SUDAH TERLALU BANYAK SEKALI UMAT MANUSIA DI DUNIA INI YANG TENGGELAM DALAM HIRUK DAN PIKUKNYA WARNA DUNIA INI SEHINGGA KITA TELAH MELUPAKAN URUSAN AKHIRAT.TERKADANG PERMAINAN YG KITA LAKUKAN,JUGA USAHANYA DIDALAM MENCARI DUNIA TELAH MENYIBUKKAN DARI MENGINGAT KUBUR DAN KEADAAN-KEADAAN YG MENAKUTKAN.KUBUR IALAH BARZAH SEBUAH TEMBOK PEMISAH ANTARA DUNIA DAN AKHIRAT,WALAUPUN DEMIKIAN KITA IALAH JENJANG PERTAMA BAGI KEHIDUPAN AKHIRAT.
SEORANG MUKMIN AKAN BERBAHAGIA DI DALAM KUBUR,LALU RUHNYA BERADA DI SORGA BETERBANGAN SEBAGAI BALASAAN ATAS KEIMANANNYA YG BENAR KEPADA ALLAH,KEPADA MALAIKAT,KEPADA AL-KITAB,DAN PARA RASUL.JUGA SEBAGAI BALASAN TERHADAP KEISTIQOMAHAN DAN KETEGUHANNYA DIATAS SEGALA SESUATU YG DIBAWA OLEH PARA RASULWALAMBIYANYA,DIDALAM 'AQIDAH,HUKUM,IBADAH,DAN JIHAD DENGAN TULUS HANYA UNTUK MENGHARAP WAJAH RABB-Nya YG MAHASUCI LAGI MAHATINGGI.SAYA TELAH MENGUMPULKAN BERBAGAI SEBAB YG BAIK DAN BERMANFAAT YG DI AJARKAN OLEH RASULLAH KEPADA KITA.YG MANA HAL TERSEBUT MERUPAKAN SEBAB UNTUK KEBAHAGIAAN DIDALAM BARZAH,DISUSUL DGN KENIKMATAN ABADI SETELAH DIBANGKITKANNYA RUH-RUH DAN JASAD DARI KUBUR.
SEDANGKAN RUH ORANG KAFIR DAN ORANG YG SELALU MELAKUKAN PERBUATAN MAKSIAT AKAN BERADA DIDALAM KESENGSARAAN DAN ADZAB AKIBAT KEKHUFURANNYA TERHADAP SEGALA SESUATU YG DIBAWA OLEH PARA RASUL,MEREKA MENGINGKARI PETUNJUKNYA,'AQIDAHNYA DAN SEGALA SYARIAT YG DIBAWA ATAU SEBAGAI AKIBAT PENYELEWENGAN ORANG YG BERIMAN DARI MANHAJ MEREKA(CARA BERAGAMANYA PARA RASUL),BAIK DALAM 'AQIDAH ATAUPUN PENGALAMAN.
KUBUR MERUPAKAN SESUATU YG NISCAYA.SETIAP MANUSIA PASTI AKAN MENGALAMI KEHIDUPAN DIDALAMNYA.KUBUR MERUPAKAN AWAL PERSINGGAHAN DARI KEHIDUPAN AKHIRAT YANG PANJANG DAN KEKAL YG TAK BERKESUDAHAN.DAN MERUPAKAN UJIAN PERTAMA BAGI MANUSIA PASCA KEMATIANNYA.COBALAH RENUNGKAN,BAHWA KITA SUATU SAAT AKAN MATI,KEMUDIAN KITA DIMANDIKAN,DIKAFANI,DAN DISHOLATKAN,LALU KITA DIKUBUR TIADA SATU ORANG PUN YG MAU MENEMANI KITA DIANTARA KELUARGA,KERABAT,SAHABAT,DAN SANAK FAMILI KITA,DAN AKHIRNYA KITA PUN DIANTAR OLEH PARA JAMA'A YG LAYAT KEALAM KUBUR ATAU PEMAKAMAN.DISANA KITA DIMASUKAN KELIANG LAHAT YG SANGAT SEMPIT,LALU PERLAHAN TAPI PASTI MEREKAN MULAI MENIMBUN TUBUH KITA DGN TANAH HINGGA KUBUR KITA TERTUTUP RAPAT HANYA ADA SEEKOR CACING DIDALAMNYA YG AKAN MENGGEROGOTI TUBUH KITA HINGGA MENJADI ABU,SETELAH ITU MEREKA SATU PERSATU PERGI MENINGGALKAN KITA,DAN TINGGALAH KITA SEORANG DIRI YG BERTEMAN GELAP DAN SEPI.NA'UDZUBILLAH
DARI SINILAH KEBAHAGIAN YG KEKAL ATAU KESENGSARAAN YG ABADI AKAN DIMULAI.DIAWALI DGN DATANGNYA DUA ORANG MALAIKAT YG MENYAMPAIKAN BEBERAPA PERTANYAAN,TIDAK ADA YG DAPAT MENOLONG KITA MELAINKAN KEIMANAN DAN AMAL KEBAIKAN KITA DAN DO'A YG SELALU KITA PANJATKAN KEPADA ALLAH swt.KARENA RASULLAH SELALU BERDO'A DAN MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH swt DARI SIKSA KUBUR YG AMAT PEDIH,PADA SETIAP TASYAHHUD AKHIR.KARENA ITU,PERSIAPKAN DIRI KITA UNTUK MENGHAPAI IJUAN DEMI UJIAN YANG MAHA BERAT TERSEBUT.
DENGAN MEMBACA BELUTIN DA'WAH YANG SAYA SAMPAIKAN KEPADA KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA DAN MENERAPKAN DENGAN MENGAMALKAN SYARIAT KENABIAN,INSYA ALLAH KITA DAPAT MELEWATINYA DENGAN MUDAH DAN MENJALANI KEHIDUPAN ALAM KUBUR YANG MENANTI KITA DENGAN BAHAGIA. YA ALLAH KAMI BERLINDUNG KEPADA-MU DARI SIKSA KUBUR DAN SIKSA API NERAKA.DIDALAM KESEMPATAN DA'WAH SAYA KALI INI TELAH MENJELASKAN BERBAGI SEBAB-SEBAB YG BISA MENGANTAR SESEOARANG KEPADA TEMPAT KEMBALI ASAL YAITU NEGERI AKHIRAT YANG MENAKUTKAN TERSEBUT,SAYA MENGHARAPAKAN KEPADA KAUM MUSLIMIN DAM MUSLIMAT AGAR SEMOGA BANYAK YANG BISA SADAR DARI KELALAIAN KITA DALAM BERIBADAH,KEMBALILAH KEJALAN ALLAH swt YANG BENAR DAN BERTAUBATLAH KEPADA ALLAH,AGAR KITA SELAMAT DARI SEGALA KEADAAN YG MENAKUTKAN DAN BAHAYA-BAHAYA YG MENUNGGU KITA APABILA KITA TIDAK SEGERA KEMBALI KEPADA TUHAN-MU.
HANYA KEPADA ALLAH swt SAYA BERMOHON AGAR DA'WAH SAYA KALI INI BERMANFAAT BAGI HAMBA-HAMBA ALLAH WA LA WA JALLAH,TIDAK LIPA SEMOGA ALLAH MEMBERI KEBERKAHAN AKAN UMUR/USIA YG PANJANG AGAR KITA BAWA UNTUK BERIBADAH KEPADA ALLAH swt,DALAM JERIH PAYAH KITA BERKHIDMAT KEPADA ISALAM,TAUHID,DAN MAKRIFAT,DAN SELURUH UMAT ISLAM HARUS BERPEGANG TEGUH KEPADA HUKUM TAUHID DAN HUKUM SYARA'K,SESUNGGUHYA TUHAN-KU MAHA MENDENGAR LAGI MAHA MELIHAT.
SHALAWAT BERIRING SALAM SEMOGA DILIMPAHKAN KEPADA JUNJUNGAN BESAR UMAT KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD RASULLAH saw SERTA KELUARGA DAN PARA SAHABAT RASUL.WALIDAYAH WALINAYAH ASSALAMMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU.

AKAN SAYA SAMBUNG DI LAIN WAKTU,KALAULAH ALLAH MENGIZINKAN DAN MERIDOHI SAYA UMUR YG PANJANG.
 WAL TAUFIK HIDAYAH WAL INNAYAH ASSALLAMUALIKUM WR WB.




PIMPINAN PENGAJIAN NUR-HIDAYAH ASY-SYATTARY ASY-SYHID :
MHD.SURYA INDRA BUANA AL-HADI ASY-SYATTARY ASY-SYAHID

Minggu, 27 Mei 2012

Syekh Abdul Hamid Jama'a Asy Syattary

SILSILAH THAREQAT ASY-SYATTARIYAH SYAHID 

Baginda Nabi Muhammad Saw
Al-Imam Ali bin Abi Thalib
Sayyidatina Fatimah Zahro binti Muhammad
Al-Imam Hasan bin Abi Thalib
Al-Imam Husein bin Abi Thalib
Sayyid Zaenal Abidin
Sayyid Muhammad Al-Baqir
Sayyid Ja'far Shodiq
Syekh Maulana Muhammad Al-Magridi
Syekh Maulana Al-Akrobi Yazidal Asaq
Syekh Syaidina Abi Al-Mujapar Maulana Torikot Tausi
Syekh Kutub Ibnu Hasan Harroni
Syekh Syaidina Hadholi Allama Uro Ummahri
Syekh Syaidina Muhammad Asaq
Syekh Syaidina Muhammad Arif
Syekh Syaidina Muhammad Abdillah Sattari
Syekh Syaidina Al-Imamu Kodi As-Sattari
Syekh Syaidina Hidayatullah As-Samarsta
Syekh Syaidina Kutubul Mukorobin Haji Hadurotuba Sirrohu
Syekh Al-Gausal Zama Makali Jawamua Syaidina Muhammad Al-Gausi
Syekh Kutubul Ulama Syaidina Wajidi Al-Alawi
Syekh Sulton Arifin Syaidina Sabgatullah
Syekh Basalasi Abi Al-Muhibi Abdillah bin Ahmad Sanawi Tobballah Sirrohu
Syekh Kutubul Dalrah Musa Hadatil Rabbani Alk Mubrodi Piawannah Sirrohu
Syekh Ahmad Ibni Muhammad Almadani Ansori Syahid
Syekh Bilqosasih
Syekh Abdul Rauf Singkil
Syekh Burhannudin Ulakan
Syekh Angku Pondok
Syekh Ampalu Panjang
Syekh Angku Razak
Syekh Angku Kiambang
Syekh Angku Salleh
Syekh Abdul Hamid Jama'a
Syekh Jamal Rifa'i Quddus

Khalifah Syattariyah Syahid Dibawah Naungan Guru Besar :
Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid
  1.  Mhd.Abdul Jalal
  2. Mhd.Sorbani
  3. Mhd.Ilham
  4. Mhd.Syarifuddin Al-Abid
  5. Mhd.Surya Indra Buana Al-Hadi
  6. Mhd.Zulkifli Al-Hamid
  7. Mhd.Badrun Al-Zuhud 
  8. -----------------
  9. ----------------
  10. ----------------
 Murid (Khalifa) dari Tuan Guru Syekh Abdul Hamid Jama'a Suari,telah memberikan amanah kepada Syekh Al-Mukarram Al-Faqih Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattariy untuk memegang alih Thareqat Syattariyah Asy-Syahid di Sumatera Utara (Medan) untuk bertaklik.
Tetapi ada beberapa murid yang keluar dari ajaran Tuan Guru Syekh Jamal Rifa'i Quddus yang tidak sesuai dari pandangan ajaran sebelum nya,antara lain : Mhd.Arifin Malik Cabang Siantar, Mhd.Amran Cabang Tebing Tinggi, Mhd.Zubir Cabang Belawan (Kampung Nelayan).jadi HIMBAU untuk para Ulama khusus nya MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk tidak melibat kan thareqat syattariyah yang sebenar nya yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
 Setiap pengajaran yang mereka berikan kepada umat Musilim umumnya tidak sesuai apa yang telah di ajarkan oleh Tuan Gurun-Nya,dan untuk Mhd.Zubir Al-Kholidi cabang Bewalan (Kampung Nelayan) sedang di pantau oleh Tuan Guru Sykeh Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid.dan Murid yang mutlak yang sudah di keluar kan Oleh Tuan Sykeh Jamal Rifa'i Quddus Asy-Syattary Syahid : Mhd.Arifin Malik cabang Siantar dan Mhd.Amran cabang Tebing Tinggi.kami harap kan kepada Piminan MIU (Majelis Ulama Indoneisa) cabang Medan,untuk meyelidiki ajaran Mhd.Zubir Al-Kholodi.bersama kami.



Untuk Bapak Pimpinan MUI kami ucapkan terima kasih atas kerja sama nya.....!!!!
Wal Taufik Hidayah Wal Innayah Assalmuallikum Wr Wb.